Mbegegeg, Ugeg-ugeg, Mel-mel Sak Dulito, Langgeng
• Salam Budaya Lukis Tusuk Gigi T-WooL
Mbegegeg, Ugeg-ugeg, Mel-mel Sak Dulito, Langgeng
Semar adalah salah satu dari sosok Punakawan dalam cerita / dunia pewayangan Indonesia.
Para Punakawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong) ini adalah abdi dari kelompok Pandawa (Kresna, Arjuna, Bima dan si kembar Nakula - Sadewa).
Ucapan Semar setiap kali mau mengawali dialog adalah:
Mbegegeg, Ugeg-ugeg, Mel-mel Sak Dulito, Langgeng…
(Diam, Bergerak/Berusaha, Makan Walaupun Sedikit, Abadi)
maksudnya daripada Diam (Mbegegeg).
Lebih baik Berusaha untuk Lepas (Ugeg-ugeg) dan Mencari Makan (Mel-mel).
Walaupun Hasilnya Sedikit (Sak Ndulit)
Tapi akan terasa Abadi (Langgeng).
sebuah pesan agar kita selalu bekerja keras untuk mencari nafkah walaupun hasilnya hanya cukup untuk makan, namun kepuasan yg didapat karena berusaha tersebut akan abadi.
Salam Budaya Lukis tusuk Gigi T-WooL
SEDIKIT CERITA PUNAKAWAN
SEMAR
SEMAR diambil dari bahasa arab “Simar“, yang berarti Paku.
Hal ini bertujuan bahwa Islam diharapkan mampu memaku tajam dan kuat ditanah Nusantara ini. Tertanam kokoh di hati penganutnya. Tanpa ada keraguan yang menggayuti.
PETRUK
PETRUK dari kata “Fatruk“, atau dijabarkan dalam kalimat: “fatruk kullu man siwallahi“.
Artinya: Meninggalkan segalanya kecuali Allah. Hanya Dia yang dituju dan diagungkan. Pemasrahan total kepada Sang Illahi.
GARENG
GARENG dalam bahasa Arabnya adalah “Qariin“ atau “Nala Qariin“.
Maknanya adalah mencari dan mendapatkan teman. Mungkin istilah Islaminya adalah “hablumminnannas“.
Hakekatnya semua pemeluk agama Islam adalah saudara seiman. Wajib dijaga tali silaturahmi antar sesama.
BAGONG
BAGONG sebagai anggota terakhir punakawan, berasal dari kata “Bagha“.
Maknanya menolak, menyanggah atau melawan kelaliman atau kedholiman yang dilakukan oleh manusia yang mengaku beradab, berakhlak mulia tapi kenyataannya bertolak belakang dengan kenyataan.
Dengan adanya penciptaan dari tokoh-tokoh punakawan ini, maka diharapkan Penyebaran dan Pewartaan Islam dalam tatanan masyarakat Jawa menjadi lebih mengena dan membumi.
Perlahan tapi pasti berbagai pengenalan akan ajaran Islam kian menggema. Selain disampaikan lewat pakeliran (pagelaran wayang) yang memang merupakan sarana hiburan rakyat saat itu.
Konsep Punakawan di sampaikan dengan karakter tokoh yang, lucu, menghibur dan kocak tapi mengena. Sehingga penyebaran agama Islam lebih mudah diterima dan selanjutnya dicerna oleh rakyat Jawa.
Salam Budaya Lukis tusuk Gigi T-WooL
0 Response to "Mbegegeg, Ugeg-ugeg, Mel-mel Sak Dulito, Langgeng • Salam Budaya Lukis Tusuk Gigi T-WooL"
Post a Comment